Sabtu, 03 November 2012

kekasihku ayah sahabatku



Kekasihku Ayah Sahabatku

Tira adalah sahabatku, aku bahagia bertemankan dirinya. Ia begitu menyayangiku, saat ini aku berusia 21 tahun. Aku dan tira berdua bersahabat telah 3 tahun kami bersamasama sekolah diuniversitas dan tetapi hanya jurusan kami yang tak sama.
Kami berdua merupakan pendatang dikota jogja ini, kota yang penuh dengan ketenangan seperti orang bilang tapi sebenarnya yang aku rasakan jauh dari kesan seperti itu dalam hal yang aku rasakan kini .
Kota ini tidaklah jauh seperti ibukota Negara kita Ini yang merupakan tempat asalku, kota ini tidaklah  jauh seperti ibukota jawa barat, semua dikota ini mempunyai hal yang tidaklah bisa kita tebak apa maunya . haha ya bisa dibilang kota ini diam tapi menghanyutkan mengasyikan dan akan membuat kalian betah berada di kota ini !
Aku sangat menyayangi tira begitupun tira denganku semoga saja , kita memang terbiasa untuk bersamasama berdua .masalah pacarpun kita samasama berunding berdua, apabila salahsatu dari kita tidak menyukai pasangan teman kita karena sifat atau apapun maka kita langsung berunding dan berbicara apapun yang kita rasakan secara langsung .bisa dibilang dengan kata lain kita saling memutuskan. Bisa dibilang sangatlah menyakitkan tapi lebih menyakitkan apabila kita berdua tidak saling menyukai pasangan masing masing teman kita.
tapi belakangan ini kami memang bisa dibilang kurang komunikasi berdua karena tira mempunyai kekasih, dan aku masih belum mempunyai kekasih lagi setelah lumayan lama menyendiri masih berusaha untuk mengumpulkan kepingan hati yang hilang terbawa angin. Lagi pula urusan kampus kini menyibukan kami, hingga kami sulit untuk bisa bercerita banyak tentang segala hal yang terjadi dalam kehidupan kami seharian penuh. Maklumlah, kini kamu telah memasuki semester 6 banyak sekali yang memenuhi otak kami terlebih masalah skripsi atau TA kami.
Aku sangatlah merindukan sosok orangtuaku, tapi apadaya kedua orangtuaku jauh dan kini aku sendiri tanpa siapapun.
Suatu ketika, aku pergi kesalah satu café yang ada didaerah sekitar kampusku. saat aku masuk kedalam café tersebut ternyata sangatlah penuh, ya namanya juga jam istirahat dari yang kerja sekolah dan sebagainya pasti masuk kecafe itu, tempatnya nyaman dan biasa menjadi tempat favorit semua orang disini.
Saat semua tempat duduk penuh, ada satu tempat duduk yang tersisa lantas karena panggilan perutku juga, tanpa malu aku permisi untuk duduk disamping seorang laki-laki yang meski terlihat masih muda tapi nyatanya umurnya telah 40 tahunan, ia gagah dan sangatlah ramah
Ia menanyakan bagaimana sekolahku, dan banyak yang aku ceritakan terhadapnya karena kebetulan ia juga alumni jurusan yang sama denganku, maka kami bisa bersamasama share masalah tugasku. Lalu makin lama kami makin intensif untuk bertemu dan tidak bisa dibilang hanya teman biasasih, karena kami berdua bukan anak kecil lagi yang hanya menjalin hubungan untuk main main saja apalagi umur nya sudah bisa dibilang tidak muda, tetapi aku nyaaman akan hubungan ini karena aku yang manja selalu diberikan wejangan wejangan kedewasaannya dan hal itu yang membuat aku selalu nyaman akan kahadirannya disamping bersamaku.
Satu tahun sudah kita bersamasama, dan kini kita makin mantap untuk melanjutkan hubungan dengan serius. Ia bercerita bahwa memang ia sudah pernah menikah tetapi ia bercerai dengan istrinya dan memiliki satu anak perempuan. Untukku itu tidak masalah, toh aku menyukai anak kecil dan ibaratkan saja nanti untuk aku bisa melatih sifat keibuanku untuk bisa merawat anakku kelak, aku memang hanya tau ia memiliki seorang anak perempuan dan ia tidak pernah bercerita banyak tentang keluarganya tersebut, aku juga itu mungkin caranya ia untuk tidak mengungkit masalalunya agar aku tidak terluka.
Tugas akhirkupun selesai, dan aku dinyatakan lulus dari perguruan tinggi ini. Bahagia rasanya, pintaku terhadapna untuk ia menghadiri proses wisudaku, nyatanya ia berkata bahwa ada pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan. Aku tak memepersalahkannya , proses wisudaanku berlangsung haru, dan aku bahagia sekali karena prestasi yang aku terima sangatlah bisa membuat orangtuaku bahagia sekali dan itu tidak terlepas karena bantuan dari nya. Aku lupa belum memperkenalkannya, ia bernama dany dan kini ia kekasihku dan aku ingin ia menjadi ayah dari anak anakku kelak nanti J
Tidak lupa kebahagiaanku  aku bagi dengannya, selesai acara akupun meneleponnya dan ia berekspresi sama sepertiku bahagia. Dan ia berkata akan memberikanku surprise atas keberhasilan usahaku, dan hari ini juga hari bahagiaku karena pas hari ini tepat satu tahun usia hubunganku bersamanya.
Anniversaryku, tanggal wisudaku, dan keberhasilan membanggakan kedua orangtuaku J

Malam harinya, ia menjemputku untuk merayakan keberhasilanku. Café tempat favorite kita berduapun ia sulap menjadi tempat yang sangat sangat indah untuk aku dan dirinya .
Semua orang ia buat terpana akan keindahan cinta dua insane yang berbeda generasi sepertiku kini, ya keromantisan itu dimulai saat ia melamarku didepan orang orang di café tersebut dan aku masih belum bisa menjawabnya karena terpana ya begitukurang lebih .
Ia juga bercerita bahwa anaknya akan datang untuk melihat ibu barunya, tapi aku ingin sekali dimoment indahku sahabatku tira ada untuk melihat kebahagiaanku. Nyatanya tira di DO karena nilainya yang tidak membaik, dan melanjutkan kuliahnya diluar kota jogja kini, selama setahun aku taklagi ada komunikasi dengannya hingga kini .
Disaat bahagiaku, dengan dany ingin memasukan cincin ke jari manisku lalu ada yang memanggilnya dengan sebutan papah, tapi suara itu tidaklah asing ditelingaku dan ya itu suara tira sahabatku !! begitu terkejutnya aku mendengar hal itu, tira yang merupakan sahabatku adalah anak dari kekasihku. Aku langsung terdiam duduk seketika, tuhan ini salahku yang tidak menanyakan dari awal siapa anaknya dan kini terlanjur sudah.
 bagaimana aku terhadapnya, akupun lari keluar untuk segera pulang menuju kostanku, aku ingin teriak aku ingin marah mengapa seperti ini akhir kisah bahagiaku bersamanya .
Semenjak kejadian itu, tiga tahun sudah aku mengganti nomor handphoneku dan pulang ketempat tinggal awalku, kini aku sudah menjadi salah satu staff di bank swasta terkemuka. Aku tak pernah ada kontak lagi bersamanya. Ya mungkin kehidupannya sudah bahagia bersama orang lain lagi dan itu bukan aku, aku hanyalah sahabat anaknya bukan untuk menjadi ibu untuk sahabatku .

Kini, akupun telah mempunyai penggantinya dan aku tidak mau hal kemarin terulang kembali, maka semua hal aku tanyakan  dan kita berdua lebih terbuka tentang semua hal yang terjadi. Besok adalah hari bahagiaku dengan kekasihku yang baru febry , hanya butuh waktu enam bulan ia langsung melamarku dan keluargaku setuju akan semua hal itu .aku pun tidak lupa mengundang dany dan tira untuk menghadiri kebahagiaanku .
Hari yang aku nantikan telah dataang , aku sudah cantik dengan busana pengantinku . semua orang telah datang untuk melihat kebahagiaanku, tapi semua tak seindah yang aku bayangkan, aku menunggu seharian dengan busana pengantinku dan mas febry sama sekali tidak datang semua tamu pulang dengan membawa kekesalan dan membawa cerita yang akan membuatku dan keluarga malu akan semua hal ini. Di sini ada mas dany dan tira yang terus menguatkanku, yang aku temukan dari sang pengecut yang telah meninggalkanku adalah surat yang beerisi permintaan maaf karena ia tidak dapat menepati janjinya untuk menikahiku karena ia merasa tidak sempurna karena ada suatu hal yang memang tidak semua orang harustau .
Mungkin  ini yang dinamakan jodoh , ya setelah sekian lama kita berpisah dan kini kita kembali menyatu untuk menjadi suami istri yang benar benar matang setelah semua hal telah di alami dalam hubungan ini nyatanya tangan tuhan menginginkan kita bersatu kembali, untuk menjadi ibu baru untuk sahabatku sendiri .

Rasanya semua ini seperti mimpi, kini keluargaku bahagia sekali aku telah mempunyai anak laki-laki yang telah berusia 2 tahun, dan tira sahabat sekaligus anakku telah menikah dan sebentar lagi aku akan dipanggil nenek .telalu tua memang tapi nyatanya hidup bahagiaku seperti ini







zifanyaa L


karya : Mega Atiqah Annastasya


Tidak ada komentar:

Posting Komentar